Makanan tradisional khas Kotagede yang masih tetap eksis sampai saat ini. Dibuat dari bahan ketan, santan, garam, gula dan pewarna hijau dari bahan daun pandan. Di dalamnya terdapat enten-enten (parutan kelapa dicampur dengan gula jawa) dan di panggang menggunakan lapisan daun pisang tanpa minyak.
Cara membuatnya bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk-aduk sampai rata dan kekentalan yang diinginkan. Adonan kental dan liat ini kemudian di-bentuk mirip kipas dengan ukuran ± 4 x 2 cm, di dalamnya diberi isian enten-enten. Setelah selesai siap untuk dibakar. Harganya Rp. 1500 per bungkus isi 5.
Sejarah makanan tradisional Kotagede cukup panjang. Dalam kitab Centini disebutkan makanan yang disebut kupo, yang sekarang disebut sebagai kipo. Juga dalam buku karangan De Graaf disebutkan makanan khas tradisional yang biasa disajikan bagi para tamu. Dari sejarah lisan dapat diketahui bahwa Panembahan Senapati ternyata menyukai jenis makanan tertentu yang sekarang sering dijadikan bancaan atau sesaji waktu ada orang Midhang atau tirakat di sekitar Makam Panembahan Senapati.
Mengenai asal-usul nama kipo, menurut beberapa penduduk, karena para bangsawan yang disuguhi kipo dan menyantapnya, lalu bertanya “iki opo”? Lama-lama makanan itu lebih dikenal dengan nama kipo. Dalam perkembangannya kini, makanan ini masih banyak ditemukan di kawasan Kotagede.
Source: kotagedeheritage.com, ariep.multiply.com, tvbisnis, oleholehjogjaku.blogspot.com
0 comments:
Post a Comment