Thursday, January 27, 2011

Night Market Ngarsopuro




Ngarsopuro adalah sebuah kawasan di depan Pura Mangkunegaran Surakarta Hadiningrat (Solo). Terletak di Jalan Diponegoro, Solo. Dahulu di kawasan ini berjajar toko-toko elektronik yang kurang tertata serta terdapat pasar antik Triwindu. Sejak tahun 2009, kawasan ini di sulap menjadi suatu tempat yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi.

Penyiapan fasilitas fisik sebagai upaya menciptakan ‘wajah’ kota Solo sesuai dengan branding sebagai Kota Budaya membuat Solo cukup sibuk berbenah dalam beberapa tahun terakhir ini. Penyediaan sarana aktifitas masyarakat berupa City Walk, penyediaan kawasan jajanan sore di Galabo-Beteng, penataan kawasan Sriwedari dan sekitarnya, penataan kawasan alun-alun Utara dan Selatan, penataan pasar klithikan, kawasan Pasar Gedhe, penataan kawasan Triwindhu menjadi pusat belanja souvenir dan jajanan Ngarsopuro yang berdampak pada tereksposenya wajah keraton Mangkunegaran dan lain-lain merupakan beberapa contoh pengembangan sarana prasarana fisik yang dilakukan pemerintah Solo.

Kawasan Ngarsopuro menjadi salah satu target kawasan yang akan dijadikan sebagai icon Kota Solo. Ngarsopuro merupakan kawasan cagar budaya, hal ini didukung dengan adanya Keraton Mangkunegaran. Namun karena letaknya dekat dengan pusat kota, kawasan ini juga diperuntukkan sebagai district perdagangan.

Setiap malam minggu, Jalan Diponegoro ini difungsikan sebagai night market. Pada saat night market ini dilaunching, keadaan sekitarnya masih sangat biasa hanya trotoar untuk pejalan kaki. Namun seiring berjalannya waktu, kawasan ini diberi beberapa fasilitas untuk mendukung kegiatan night market, yaitu adanya penataan landscape. Area pejalan kaki dikawasan ini menggunakan paving block dengan beberapa pola, disepanjang Jalan Diponegoro terdapat beberapa bangku melingkar yang dibuat dari besi, pada bagian bawah bangku ini diberi lampu sorot dan ditengahnya di tanami pohon yang cukup tinggi. Di kanan kirinya pun diberi lampu jalan dengan gaya etnik yang unik, ada tiang lampu yang disertai ukiran dan ada rumah lampu yang berbentuk seperti sarang burung, pada tembok-tembok di kawasan tersebut dipasang lukisan-lukisan karya pelukis terkenal dengan tema-tema yang nyentrik, untuk menghilangkan kesan monoton lukisan inipun diganti beberapa waktu sekali. Dibeberapa titik juga terdapat pajangan topeng-topeng yang dilengkapi dengan lampu sorot, Patung-patung bertemakan alat musik tradisional pun ikut meramaikan landscape di sepanjang Jalan Diponegoro. Dengan adanya perpaduan antara konsep landscape yang bertemakan jaman dulu dan di tambah dengan cahaya-cahaya redup yang berasal dari lampu-lampu etnik tersebut, pada malam hari kawasan ini terlihat eksotis dan terkesan kaya akan art.

Pada malam hari, khususnya pada saat diselenggarakan night market, kawasan ini sangat ramai. Night market ini sendiri, dibuat untuk menampung pedagang-pedagang kreatif di Kota Solo, bentuknya hanya berupa tenda-tenda yang ditata berhadapan. Produk yang dipasarkan ada berbagai macam, mulai dari makanan, aneka batik, miniature-miniatur unik dan berbagai macam cinderamata.

Lebarnya pedestrian, taman yang tertata rapi dan fasilitas penunjang lainnya yang memadai, membuat kawasan ini menjadi lokasi yang ideal untuk dilakukannya festival-festival seni. Festival Nasi Liwet dan Solo Art Festival adalah contoh festival-festival yang telah memanfaatkan keberadaan kawasan ini.

0 comments:

Post a Comment