Showing posts with label Solo. Show all posts
Showing posts with label Solo. Show all posts

Wednesday, April 13, 2011

Rumah Makan Es Masuk

0 comments
Es Masuk yang terletak di Jalan Yos Sudarso No. 233, utara perempatan pasar kliwon ini menyajikan berbagai macam menu khas Solo seperti selat, timlo, nasi langgi, sup matahari, dll. Minuman yang disajikan pun bermacam-macam seperti es degan, es campur, es buah, dll. Dinamakan es masuk karena rumah makan tersebut berada di balik tembok sehingga tidak terlihat dari luar.
Salah satu sajian yang khas di warung makan ini yaitu selat. Selat adalah makanan khas solo yang terdiri atas beberapa iris daging sapi yang ditata manis dengan irisan telur rebus, wortel, kentang, buncis, timun, tomat, daun selada, kemudian disiram dengan kuah semur manis dan mayonaise. Selat berasal dari kata salad atau sla dalam Bahasa Belanda. Komposisi makanan ini menunjukkan percampuran kuliner Jawa-Belanda yang unik.
Selain selat ada juga sop matahari yaitu sop yang dibuat dari daging cincang – sapi atau ayam – dicampur dengan jamur dan seiris sosis, dibungkus dalam dadar tipis membentuk bola yang cukup besar. Dadar pembungkus ini kemudian disayat delapan, lalu dibuka sehingga membentuk matahari, dan kemudian disiram sop kaldu encer yang gurih.
Lalu ada nasi timlo. Nasi timlo itu pada dasarnya seperti kuah soto bening yang kemudian dicampur dengan nasi. Nasi timlo berkuah ini, selain nasi, lauknya ada telur semur, daging ayam, jamur kuping, jeroan, wortel, keripik kentang lengkap dengan daun bawang dan bawang goreng. Ada juga teman makan yang lain yang tersedia untuk dipilih, misalnya sate udang, sate kulit ayam, sosis solo dan sate perkedel kentang yang bisa dijadikan teman bersantap.
Es Campur

Teman Makan

Sosis Solo

Nasi Timlo

Nasi Langgi

Selat Solo

Sop Matahari

Source: jalanasik.com

Tuesday, April 12, 2011

Taman Balekambang

0 comments

Taman Balekambang dibangun pada tahun 1921 oleh KGPAA Mangkunegara VII, yang dikenal dengan Partini Tuin pada saat itu, sebuah nama yang diambil dari nama putri beliau yang bernama Partin. Beliau membangun Taman Balekambang dengan memadukan konsep Jawa dan Eropa. Dinamakan Balekambang, karena di taman tersebut terdapat sebuah kolam ikan dan kolam renang yang di tengahnya terdapat rumah istirahat yang nyaman, dan dikelilingi kebun bunga yang sangat indah. Dulu Balekambang sering digunakan tempat bersantai/rekreasi khusus keluarga dan kerabat istana Mangkunegaran, baru pada era KGPAA Mangkunegara VIII Taman Balekambang di buka untuk umum. Pada era tahun 70 an masuk pula hiburan Srimulat yang menelorkan beberapa seniman-seniman terkenal seperti Timbul, Gepeng, Djujuk, Nunung, Mamik Basuki dll.
Setelah Taman Balekambang di revitalisasi pada tahun 2008 oleh Pemkot Surakarta, disamping fungsi utamanya sebagai daerah resapan dan paru-paru kota juga diperuntukan sebagai public area atau ruang publik yang dapat difungsikan sebagai Taman Seni & Budaya, Taman Botani, Taman Edukasi dan Taman Rekreasi.
Area Taman Balekambang seluas 9,8 Ha yang terletak di Jl. Balekambang no. 1 Surakarta dibuka untuk umum mulai pukul 07.00 – 18.00 WIB setiap hari. Pengunjung dapat menyusuri jalan-jalan setapak dibawah rindangnya dan semilirnya pepohonan untuk mengeliling taman, dan setalah capek berkeliling bisa duduk-duduk dikursi taman yang di desain unik sambil menikmati kicauan burung, canda beberapa ekor rusa yang jinak dan angsa putih layaknya yang dialami keluarga Puro Mangkunegaran dulu. Di area taman juga terdapat mobil pintar yang menyediakan buku-buku bacaan, serta mobil mainan yang dapat disewa.








Source: tamanbalekambang.blogspot.com

Sunday, February 20, 2011

Sepur Kluthuk Jaladara

0 comments

Sepur Kluthuk Jaladara telah menjadi alternatif wisata jika anda berkunjung ke Kota Solo. Diresmikan pada tanggal 27 September 2009 oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal. Sepur Kluthuk Jaladara merupakan rangkaian lokomotif uap kuno dengan dua gerbong wisata. Lokomotifnya di buat oleh Maschinenbau Chemitz Jerman pada tahun 1896, sedangkan gerbongnya dibuat dengan bahan baku utama kayu jati pada tahun 1906. Sebelum menjadi kereta wisata di Solo, kereta ini berada di museum kereta api Ambarawa. Kereta ini di bawa ke Solo pada tanggal 10 September 2009 setelah sebelumnya di ujicoba di Ambarawa.
Nama Jaladara berasal dari kereta pusaka milik dewa yang dihadiahkan kepada Kresna untuk menjadi kendaraan yang digunakan membasmi kejahatan. Dengan menggunakan nama sepur kluthuk jaladara diharapkan kereta wisata ini akan memberikan kebahagiaan, kesejahteraan dan mengangkut penumpang dengan selamat.
Kereta ini merupakan satu-satunya kereta uap di dunia yang berjalan di rel di tengah kota, maka Sepur Kluthuk Jaladara akan dioptimalkan sebagai sarana wisata untuk memperkenalkan Kota Surakarta beserta segenap potensi dan kekayaan budayanya kepada masyarakat dunia.
Rute dimulai dari Stasiun Purwosari menuju Stasiun Solo Kota kemudian kembali lagi ke Stasiun Purwosari dengan jarak tempuh total 11,2 km dan diperkirakan memakan waktu sekitar 3 jam. Kereta akan berhenti di beberapa titik pemberhentian. Tarif yang dikenakan kepada para wisatawan yaitu Rp. 200.000/orang. Lumayan mahal karena kereta ini sekali jalan menghabiskan 4 s/d 6m3 kayu jati dan 3 s/d 5m3 air. Kapasitas optimal total untuk 2 gerbong tersebut adalah 72 orang.



Kegiatan (Paket Wisata) :
- Welcome drink jamu gendhong tradisional (di atas kereta wisata)
- Jajanan khas ala Solo, antara lain Sate Kluthuk ( sate kere ala sepur kluthuk )
  dan jajan pasar
- Musik tradisional (sindhen, siter, dan kendhang)
- Pemandu wisata yang akan menerangkan sejarah dan potensi Kota Solo
- Tunas pohon Jati (untuk penghijauan kembali Indonesia)
- Atraksi wisata budaya (gendhing Jawa, hadrah, dll) di beberapa titik pemberhentian

Titik Pemberhentian :
- Diamond Convention Center
- Solo Grand Mall
- Loji Gandrung (Rumah Dinas Walikota Surakarta)
- Museum Batik Danar Hadi
- Museum Radya Pustaka Sriwedari
- Perempatan Pasar Pon (Pasar Windujenar – Ngarsopura)
- Kampung Seniman Kemlayan
- Kampung Batik Kauman
- Beteng Trade Center / Gladag Langen Bogan
- Stasiun Solo Kota

Jadwal kereta :
Kereta dijadwalkan untuk dioperasikan pada akhir pekan (Sabtu – Minggu) dan/atau hari libur nasional.
Sabtu : jam 16.30 WIB dari Stasiun Purwosari
Minggu : jam 09.30 WIB dari Stasiun Purwosari
Calon penumpang diminta hadir paling lambat 30 menit sebelum jam keberangkatan.
Calon penumpang diharuskan memesan tiket terlebih dahulu, tidak melayani pembelian di tempat/pada saat jam keberangkatan. Mekanisme pemesanan tiket akan ditentukan kemudian.

Karena biaya operasional yang sangat tinggi maka diputuskan bahwa kereta akan dijalankan hanya jika jumlah minimal calon penumpang adalah 60 (enam puluh) orang untuk setiap pemberangkatan. Jika calon penumpang di bawah jumlah tersebut, maka perjalanan pada hari itu akan dibatalkan.
Perkecualian diberikan jika ada penyewa yang bersedia menanggung biaya operasional kereta untuk sekali jalan. Kereta akan dijalankan sesuai dengan waktu yang diminta oleh penyewa, setelah dilakukan koordinasi dan konfirmasi teknis dengan PT KA (persero) dan Dinas Perhubungan Kota Surakarta.


 Source: www.solosteamloco.com

Friday, February 4, 2011

Pandawa Water World, Solo Baru

0 comments

Pandawa Water World merupakan obyek wisata andalan kota Solo. Pandawa mengambil konsep dari cerita legenda Pandawa Lima, yaitu Krishna, Bhima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Obyek wisata taman air ini ditempuh hanya 20 menit dari bandara udara Adi Sumarmo Solo.

Bermacam-macam tempat permainan baik bagi anak maupun dewasa telah tersedia, seperti Action River, seperti sungai, Race Slide, beberapa macam seluncuran panjang, Volcanic Pool, kolam dengan gelembung-gelembung, Kolam Ombak, yang merupakan favorit pengunjung, dimana setiap jam air di kolam bisa mengeluarkan ombak, mirip seperti di pantai. Kamar mandi sangat bersih dan nyaman. Locker dapat disewa Rp. 5000, sangat aman karena menggunakan password. Tiketnya Selasa – Jumat 50 rb, weekend dan public holiday 100 rb, Senin 35 rb. Buka dari jam 08.00 s/d 18.00.

Mempunyai tempat parkir yang sangat luas, sehingga seramai apapun pengunjung, tempat parkir tetap tersedia. Sebagai tips Anda tidak perlu membawa makanan atau minuman, karena di dalam terdapat food court yang menjual aneka makanan, diantaranya Nasi Padang Bintaro, Mie Horizon, Ayam goreng Cemara Dua dan masih banyak lainnya. Petugas di pintu masuk sangat teliti memeriksa tas atau barang bawaan, karena pengunjung tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman dari luar.
 

Thursday, January 27, 2011

Sinden Asal Jepang Hiromi Kano

0 comments





Tidak ada yang mengira seorang wanita yang berkulit putih, bermata sipit, berkebaya dan bersanggul khas Jawa dan memiliki suara yang jernih dan halus khas Jawa itu berkebangsaan Jepang. Namun ketika ia melontarkan kata-kata saat berbicara bukan menunjukkan wanita Jawa pada umumnya. Hiromi Kano, adalah seorang pesinden pementasan wayang kulit yang berasal dari negeri Jepang.

Awalnya, pada 1991, Hiromi adalah seorang mahasiswa Jurusan Musik Barat dan Piano Tokyo Ongaku Daigaku (Universitas Musik Tokyo). Di kampusnya ia juga diajarkan bermain musik gamelan. Ia takjub saat menyaksikan seorang dosennya memainkan musik gamelan. Sejak itu dia mulai mempelajari gamelan. Melihat kesungguhannya, dia diberi beasiswa oleh pemerintah Indoneia untuk belajar gamelan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI, sekarang Institut Seni Indonesia atau ISI) Surakarta. Hiromi yang sudah menyukai musik gamelan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pada 1996 Hiromi berangkat ke Indonesia. Keputusannya berangkat ke Indonesia ternyata mendapat tentangan dari orangtuanya. Walau ditentang keras, Hiromi tak patah arang. Ditetapkan pendiriannya, lalu nekat terbang ke Indonesia, mengejar impiannya menekuni musik gamelan. Sesampai di Indonesia, Hiromi kian tekun mempelajari musik gamelan dan lagu-lagu Jawa.

Tak banyak yang tahu, Hiromi bisa seperti sekarang bukan tanpa perjuangan. Hiromi bisa dikenal orang, bisa tampil sampai ke luar negeri, berkat kegigihannya dan kekuatannya sebagai wanita Jepang. Menjadi sinden awalnnya hanya ikut tampil di kampus kalau ada pergelaran seni. Sepulang dari kampus, dia selalu menghapal lirik-lirik lagu Jawa. Bahkan hamper setiap hari menyanyikan lagu-lagu Jawa. Lalu Hiromi sering diikutkan dalam acara pentas seni di kampus. Dari kampus, Hiromi makin banyak dikenal. Selain dia adalah orang asing, suara dan cengkoknya juga bisa diandalkan. Selain itu, Hiromi bisa bersosialisasi dan bergaul dengan banyak orang. Selain aktif di kesenian kampus, dia ikut bergabung dengan seniman Yogyakarta. Dari sana namanya kian dikenal, sehingga dalam pentas wayang sering diundang tampil. Semakin dikenal banyak orang, Hiromi semakin giat belajar. Apalagi dia sering digaet dalangdalang kondang di Pulau Jawa, salah satunya Ki Suparno Wonokromo yang sering membawanya tampil.

Sempat Hiromi kembali ke Jepang untuk mengadakan pementasan. Ia pun bertemu orangtuanya. Saat melakukan pementasan, orangtuanya pun menonton. Mereka terpana dan takjub melihat Hiromi berbusana Jawa dan membawakan lagu Jawa. Ibunya pun menangis. Walaupun berat meninggalkan orangtuanya, Hiromi tetap kembali ke Indonesia. Dalam ingatannya hanya ada musik gamelan dan lantunan lagu-lagu Jawa yang merdu.

Night Market Ngarsopuro

0 comments



Ngarsopuro adalah sebuah kawasan di depan Pura Mangkunegaran Surakarta Hadiningrat (Solo). Terletak di Jalan Diponegoro, Solo. Dahulu di kawasan ini berjajar toko-toko elektronik yang kurang tertata serta terdapat pasar antik Triwindu. Sejak tahun 2009, kawasan ini di sulap menjadi suatu tempat yang sangat indah dan menarik untuk dikunjungi.

Penyiapan fasilitas fisik sebagai upaya menciptakan ‘wajah’ kota Solo sesuai dengan branding sebagai Kota Budaya membuat Solo cukup sibuk berbenah dalam beberapa tahun terakhir ini. Penyediaan sarana aktifitas masyarakat berupa City Walk, penyediaan kawasan jajanan sore di Galabo-Beteng, penataan kawasan Sriwedari dan sekitarnya, penataan kawasan alun-alun Utara dan Selatan, penataan pasar klithikan, kawasan Pasar Gedhe, penataan kawasan Triwindhu menjadi pusat belanja souvenir dan jajanan Ngarsopuro yang berdampak pada tereksposenya wajah keraton Mangkunegaran dan lain-lain merupakan beberapa contoh pengembangan sarana prasarana fisik yang dilakukan pemerintah Solo.

Kawasan Ngarsopuro menjadi salah satu target kawasan yang akan dijadikan sebagai icon Kota Solo. Ngarsopuro merupakan kawasan cagar budaya, hal ini didukung dengan adanya Keraton Mangkunegaran. Namun karena letaknya dekat dengan pusat kota, kawasan ini juga diperuntukkan sebagai district perdagangan.

Setiap malam minggu, Jalan Diponegoro ini difungsikan sebagai night market. Pada saat night market ini dilaunching, keadaan sekitarnya masih sangat biasa hanya trotoar untuk pejalan kaki. Namun seiring berjalannya waktu, kawasan ini diberi beberapa fasilitas untuk mendukung kegiatan night market, yaitu adanya penataan landscape. Area pejalan kaki dikawasan ini menggunakan paving block dengan beberapa pola, disepanjang Jalan Diponegoro terdapat beberapa bangku melingkar yang dibuat dari besi, pada bagian bawah bangku ini diberi lampu sorot dan ditengahnya di tanami pohon yang cukup tinggi. Di kanan kirinya pun diberi lampu jalan dengan gaya etnik yang unik, ada tiang lampu yang disertai ukiran dan ada rumah lampu yang berbentuk seperti sarang burung, pada tembok-tembok di kawasan tersebut dipasang lukisan-lukisan karya pelukis terkenal dengan tema-tema yang nyentrik, untuk menghilangkan kesan monoton lukisan inipun diganti beberapa waktu sekali. Dibeberapa titik juga terdapat pajangan topeng-topeng yang dilengkapi dengan lampu sorot, Patung-patung bertemakan alat musik tradisional pun ikut meramaikan landscape di sepanjang Jalan Diponegoro. Dengan adanya perpaduan antara konsep landscape yang bertemakan jaman dulu dan di tambah dengan cahaya-cahaya redup yang berasal dari lampu-lampu etnik tersebut, pada malam hari kawasan ini terlihat eksotis dan terkesan kaya akan art.

Pada malam hari, khususnya pada saat diselenggarakan night market, kawasan ini sangat ramai. Night market ini sendiri, dibuat untuk menampung pedagang-pedagang kreatif di Kota Solo, bentuknya hanya berupa tenda-tenda yang ditata berhadapan. Produk yang dipasarkan ada berbagai macam, mulai dari makanan, aneka batik, miniature-miniatur unik dan berbagai macam cinderamata.

Lebarnya pedestrian, taman yang tertata rapi dan fasilitas penunjang lainnya yang memadai, membuat kawasan ini menjadi lokasi yang ideal untuk dilakukannya festival-festival seni. Festival Nasi Liwet dan Solo Art Festival adalah contoh festival-festival yang telah memanfaatkan keberadaan kawasan ini.

Tata Ruang Kota Solo Terbaik Kedua se-Indonesia

1 comments

Kota Solo dinyatakan sebagai kota besar terbaik kedua dalam penataan ruang. Dalam Program Penilaian Kinerja Pemerintahan Daerah (PPKPD) yang dilakukan Departemen Pekerjaan Umum, pembangunan di Solo sudah mencapai 80 persen kesesuaiannya dengan konsep penataan ruang yang ideal.

Direktur Penataan Ruang Wilayah II Direkrorat Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum Sri Apriantini Soepardi mengatakan ada sejumlah keunggulan yang dimiliki kota Solo dibandingkan kota lain. "Secara dokumen kelengkapan maupun dari hasil peninjauan fisik kota," katanya saat menyerahkan penghargaan ke Walikota Solo, Selasa (6/11).

Keunggulan kota Solo tersebut adalah keberhasilan memindah pedagang kaki lima dari kawasan hijau dalam relokasi serta penghuni bantaran sungai. Selain itu pembuatan city walk dan penanganan sampah juga sebagai nilai lebih. "Untuk kategori kota besar, Solo hanya kalah dengan Kota Padang," ujarnya.

Apriantini mengatakan dalam PPKPD yang diadakan setiap tahun, beberapa hal yang dinilai tim dari Departemen Pekerjaan Umum adalah pemnafaatan ruang, penataan transportasi, irigasi dan dokumen pendukung seperti perencanaan pembangunan jangka panjang dan rencana tata ruang tata wilayah. "Partisipasi masyarakat serta kesiapan SDM juga dinilai," kata dia.

Jokowi Walikota Paling Berhasil di Indonesia

0 comments

Joko Widodo lahir di Surakarta (Solo) pada 21 Juni 1961. Insinyur yang sebelumnya berprofesi sebagai pedagang mebel ini awalnya banyak yang meragukan kepemimpinannya. Namun setahun setelah dia memimpin, banyak gebrakan progresif yang dilakukannya. Joko banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya sebagai pengusaha mebel.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Dengan menerapkan branding “Solo: The Spirit of Java“, Joko Widodo mampu mendongkrak prestasi Kota Solo. Joko berhasil meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Solo dan menarik banyak investor untuk menanamkan modalnya di Solo.  
Namun langkah yang tergolong fenomenal yang pernah Joko Widodo lakukan adalah dalam hal merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka. Joko melakukan komunikasi langsung secara rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) kepada masyarakat, khususnya kepada para PKL.
Selama menjadi Walikota, tidak terdengar kasus korupsi yang dia lakukan. Bahkan uniknya Joko Widodo juga tidak “tunduk” kepada pengusaha dalam menjalankan kepemimpinannya. Ketika dia mengeluarkan instruksi kepada rumah sakit di seluruh Kota Solo agar bersedia membantu masyarakat miskin yang sakit dengan tidak memberatkan biaya pengobatan mereka, Joko menekankan, bagi rumah sakit yang tidak bersedia mengikuti instruksi ini akan dicabut IMB-nya. Kebijakan ini bisa dijadikan indikasi bahwa Joko juga menolak kolusi. Paling tidak, demikian yang selama ini dipublikasikan media.
 
Langkah Relokasi Pedagang Kaki Lima               
Nama Joko Widodo menjadi semakin popular setelah dia melakukan relokasi PKL. Berawal pada tahun 2005 ketika Joko Widodo, yang baru dilantik menjadi Walikota Solo, membentuk sebuah tim kecil untuk mensurvey keinginan warga Kota Solo. Dari hasil survey ditemukan bahwa kebanyakan orang Solo ingin pedagang kaki lima yang memenuhi jalan dan taman di pusat kota disingkirkan.
Joko memang sudah mempunyai program untuk menjadikan Solo layaknya Singapura, sebuah kota yang bersinar dengan wisata belanjanya. Karena itu ketertiban, kebersihan dan keindahan kota menjadi kunci utama. Namun hasil survey tersebut membuat Joko menghadapi dilema. Di satu sisi dia merupakan seorang Walikota baru yang tidak ingin memancing konflik dengan para PKL di awal masa kepemimpinannya. Namun di sisi lain dia tidak dapat menutup mata untuk merespons keinginan sebagian masyarakat Solo yang ingin para PKL dipindahkan dari jalan-jalan dan taman.
Joko Widodo kemudian memutuskan bahwa para PKL itu harus direlokasi. Namun dengan cara yang strategik dan hati-hati. Tiga Walikota sebelumnya terbukti tidak mampu melakukan relokasi. Para pedagang kaki lima mengancam akan membakar kantor Walikota jika mereka digusur. Di Solo, ancaman bakar bukan sekedar “gertak sambal”. Sejak dibangun, kantor Walikota Solo sudah dua kali dibakar, yakni pada tahun 1998 dan 1999. Secara kultural, memang masyarakat Solo dikenal sebagai masyarakat yang lembut dan santun. Namun diakui juga bahwa masyarakat Solo sangat reaksioner dan mudah terbakar emosinya.
Sebagai pengusaha mebel selama 18 tahun, Joko memiliki pengalaman dalam melakukan lobby dan negosiasi bisnis yang disebutnya “lobi meja makan”. Strategi ini kemudian dilakukan sebagai bentuk komunikasi politiknya. Targetnya sudah jelas, yakni para PKL di daerah Banjarsari, kawasan elite di Solo. Di sana terdapat 989 pedagang yang bergabung dalam 11 paguyuban. Kemudian Joko Widodo mengundang dan mengajak makan para koordinator paguyuban di Loji Gandrung, rumah dinas Walikota. Namun pada pertemuan pertama ini tidak ada pembicaraan mengenai relokasi. Joko sama sekali tidak menyinggungnya. Dia beranggapan, hal itu belum waktunya disampaikan. Makan bersama seperti itu berlanjut hingga pertemuan yang ke 53, dimana Joko hanya makan bersama dan bersilaturahmi kepada para PKL. Baru pada jamuan ke-54, dimana saat itu semua PKL yang hendak dipindahkan hadir, Joko mengutarakan niatnya untuk merelokasi mereka. Dan memang waktu yang tepat.
Ketika Joko Widodo mengungkapkan hal itu, tidak ada satu pedagang pun yang menolak. Mereka setuju dengan kebijakan yang diambil Joko Widodo, sepanjang mereka mendapatkan tempat yang baru untuk berdagang. Joko berjanji akan memberikan lokasi baru. Dan nantinya, para pedagang hanya akan membayar biaya retribusi sebesar Rp 2.600 perhari di tempat baru yang suasananya lebih bagus dari tempat para PKL berdagang sekarang. Dengan retribusi sebesar itu, modal pemerintah sebesar Rp 9,8 miliar untuk membangun lokasi baru itu diperkirakan dapat kembali pada kurun 9 tahun. Bukan hanya itu, Joko juga akan mempromosikan tempat berdagang baru itu selama empat bulan di media lokal. Joko juga memperluas jalan menuju pasar dan membuat satu trayek angkutan kota baru. Hasilnya, Joko berhasil menata ulang pasar di antaranya Pasar Klitikan Notoharjo, Pasar Nusukan, Pasar Kembalang, Pasar Sidodadi, Pasar Gading, pusat jajanan malam Langen Bogan, serta pasar malam Ngarsapura.
Saat relokasi dilakukan, Joko Widodo menggelar arak-arakan sepanjang jalan menuju Pasar Klitikan dengan iringan musik “kleningan” khas Solo. Joko juga menghadirkan Prajurit Keraton agar timbul rasa kebanggaan pada diri para PKL. Faktanya, para PKL sangat legowo saat pindah lokasi ke tempat yang baru. Bahkan konsumsi dan perlengkapan arak-arakan mereka biayai sendiri. Ini jarang terjadi di daerah lain yang biasanya relokasi selalu bersinggungan dengan kekerasan. Sebanyak 989 PKL dipindah tanpa gejolak, bahkan secara antusias para PKL itu mendukung program pemerintah dengan suka cita. Ini merupakan sebuah terobosan yang mengagumkan.
Dalam salah satu wawancara dengan media lokal, Joko Widodo menyatakan bahwa para PKL itu bersedia pindah bukan karena mereka sudah diajak makan, namun karena para PKL itu merasa “dimanusiakan” oleh pemimpinnya. Strategi ini jelas unik dan konstruktif.