Thursday, April 28, 2011

Kuliner Khas Kotagede (4) Kembang Waru

0 comments



Kembang waru merupakan kue tradisional khas Kotagede yang berentuk seperti bunga waru. Kue ini sangat tradisional dilihat dari sisi pembuatannya yang masih menggunakan pengaduk tangan juga komposisi bahan yang masih tradisional yaitu penggunaan minyak goreng sebagai lemaknya. Dari sisi rasa juga sangat berbeda. Apabila dibandingkan dengan rasa cake continental. Kembang waru ini diadopsi dari jaman penjajah Belanda dan Inggris yang datang ke Indonesia. Karena bangsa Belanda dan Inggris sering mengkonsumsi cake ketika menjajah Indonesia dan penduduk pribumi tidak bisa mencicipinya, maka orang pribumi membuat cake yang proses pembuatannya sedikit mengadopsi teknik dan resep mereka. Kembang waru berasal dari telur, tepung terigu dan lemak atau minyak, proses pembuatan kembang waru adalah telur dikocok sampai kaku tepung terigu dimasukkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk. Setelah tercampur rata dicetak dalam cetakan yang berbentuk kembang waru yang sebelumnya sudah dioles terlebih dahulu lalu di oven sampai matang berwarna kuning kecoklatan, rasanya manis dan teksturnya lembut. Zaman dahulu kue dan cake kembang waru merupakan kudapan yang mewah untuk hajatan pernikahan karena keberadaan kue yang masih langka dan harga bahan bahannya mahal, jadi hanya golongan status ekonomi tertentu yang mampu menikmati atau menghidangkannya. 

Source: pesonakotagede.comli.com, dedotphotography.wordpress.com

Tuesday, April 26, 2011

Kuliner Khas Kotagede (3) Legondho dan Legomoro

0 comments

Legondho dan legomoro merupakan makanan kecil khas Kotagede yang selu digunakan untuk hajatan terutama pernikahan. Makanan ini berfungsi sebagai kue untuk hantaran pernikahan. Legondo berasal dari beras ketan yang direbus dengan santan sampai setengah matang lalu dikukus sampai matang. Legondho dan legomoro rasanya gurih kenyal dan tidak lengket karena menggunakan santan. Cara penyajiannya adalah ketan yang sudah matang setelah dikukus dibulatkan diberi isi lalu dibungkus dengan daun pisang klutukyang dibentuk khas Legondho dan Legomoro yaitu segitiga memanjang. Dikaji dari sejarahnya, makanan. Legondho leganing kondho (enaknya omongan). Maka Legondho ini disajikan sebagai hidangan. Legondho biasanya berisi pisang raja yang telah dipotong-potong memanjang dahulu. Sedangkan legomoro sama halnya dengan legondho. Namun memiliki rasa gurih dan biasanya menggunakan ayam/sapi yang telah dihaluskan atau abon sebagai isinya. Makanan ini dinamakan legomoro karena yang senang atau lega ada yang mau datang lego sing podo moro. Orang menamakan demikian karena jumlah makanan tersebut hanya bisa dijumpai saat hajatan tertentu, dan bagi mereka yang tidak mau datang pada acara tersebut dikatakan tidak kebagian rezeki.
Source: pesonakotagede.comli.com

Kuliner Khas Kotagede (2) Banjar dan Ukel

0 comments
Banjar dan ukel merupakan makanan khas tradisional Kotagede yang berbentuk seperti angka delapan. Untuk ukel rasanya manis karena dibesta sebagai finishingnya dengan gula putih sehingga warna coklat keptih-putihan yang diperoleh dari gula yang sudah mongering. Bentuk banjar adalah lingkaran rasanya gurih warna kuning keemasan. Banjar dan ukel proses pengolahaanya sama, yang membedakan keduanya adalah pembentukan adonan sebelum digoreng dan finishingnya. Ukel dan banjar terbuat dari putih telur yang dikocok dan ditambah sedikit tepung terigu kemudian digoreng sampe kering. Seetelah kering ukel maupun banjar ditiriskan kemudian dibungkus plastic untuk menghindari kualitas banjar dan ukel tetap renyah dan sedikit empuk.

Source: pesonakotagede.comli.com

Kuliner Khas Kotagede (1) Kipo

0 comments


Makanan tradisional khas Kotage­de yang masih tetap eksis sampai saat ini. Dibuat dari bahan ketan, santan, garam, gula dan pewarna hijau dari bahan daun pandan. Di dalamnya terdapat enten-enten (parutan kelapa dicampur dengan gula jawa) dan di panggang meng­gunakan lapisan daun pisang tanpa minyak.

Cara membuatnya bahan-bahan tersebut dicampur dan diaduk­-aduk sampai rata dan ke­kentalan yang diinginkan. Adonan kental dan liat ini kemudian di-ben­tuk mirip kipas dengan ukuran ± 4 x 2 cm, di dalamnya diberi isian enten-enten. Setelah selesai siap untuk dibakar. Harganya Rp. 1500 per bungkus isi 5.

Sejarah makanan tradisional Ko­tagede cukup panjang. Dalam ki­tab Centini disebutkan makanan yang disebut kupo, yang sekarang disebut sebagai kipo. Juga dalam buku karangan De Graaf disebut­kan makanan khas tradisional yang biasa disajikan bagi para ta­mu. Dari sejarah lisan dapat dike­tahui bahwa Panembahan Sena­pati ternyata menyukai jenis ma­kanan tertentu yang sekarang se­ring dijadikan bancaan atau sesaji waktu ada orang Midhang atau ti­rakat di sekitar Makam Panem­bahan Senapati.

Mengenai asal-usul nama kipo, menurut beberapa penduduk, ka­rena para bangsawan yang disu­guhi kipo dan menyantapnya, lalu bertanya “iki opo”? Lama-lama makanan itu lebih dikenal dengan nama kipo. Dalam perkembangan­nya kini, makanan ini masih banyak ditemukan di kawasan Kotagede.





Source: kotagedeheritage.com, ariep.multiply.com, tvbisnis, oleholehjogjaku.blogspot.com

Monday, April 18, 2011

Between Two Gates Kotagede

1 comments

Between two gates merupakan salah satu contoh dari gang rukunan. Dinamakan  between two gates karena kawasan ini dibatasi oleh dua gerbang/gapura di kedua sisinya. Julukan “Between Two Gates” ini diberikan oleh tim peneliti dari Jurusan Teknik Arsitektur UGM pada tahun 1986. Gang rukunan sendiri adalah perkampungan Joglo dengan karakteristik yang unik yang berada di antara gang-gang sempit yang membentuk labirin yang membuat kita harus benar-benar jeli untuk dapat menemukannya. Gang-gang seperti ini banyak ditemukan di Kotagede khususnya di Purbayan. Bangunan-bangunan bersejarah ini seolah-olah bercerita tentang perkembangan dan persebaran kehidupan sosio-ekonomi di Kotagede.
Pada prinsipnya between two gates adalah satuan lingkungan terkecil permukiman bersifat semi-tertutup karena diapit oleh gerbang-gerbang pada kedua ujungnya. Satuan lingkungan tersebut terbentuk dari sejumlah rumah joglo terdiri dari dalem dan pendhapa yang berjajar dalam satu deret.
Gempa yang terjadi pada tahun 2006 di Yogyakarta membuat kerusakan yang cukup parah pada rumah-rumah Joglo yang berada di gang rukunan. Hal ini yang membuat badan Rekompak-JRF ikut andil dalam usaha rehabilitasi dan rekonstruksi masyarakat dan permukiman yang ada di gang rukunan khususnya between two gates. Program ini menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan, dimana sumber dana adalah hibah dari Java Reconstruction Fund (JRF) dan lembaga pelaksana adalah Ditjen Cipta Karya, Dept. Pekerjaan Umum.
Salah satu hal yang tidak dapat dilupakan dalam program penataan lingkungan adalah pemeliharaan. Tanpa adanya pemikiran tentang pemeliharaan di masa mendatang, dapat dipastikan berbagai fasilitas maupun prasarana yang dibangun tidak akan berumur panjang. Dan dalam program yang berbasis masyarakat seperti yang dilakukan Rekompak-JRF, penting pula untuk melihat adanya keberadaan sekelompok masyarakat yang dapat bertanggung jawab mengelola pemeliharaan tersebut. Tidak hanya dalam melibatkan anggota masyarakat, tetapi  juga mengembangkan keilmuannya untuk memanfaatkan fasilitas maupun prasarana masyarakat secara optimal.













Source: anglingrp.blogspot.com, rekompakjrf.org, budiirawan, joglo joko nugroho panoramio.com

Sentra Gerabah Kasongan Bantul

0 comments

Desa wisata Kasongan merupakan daerah pemukiman para kundi, atau buyung atau gundi, yang artinya orang yang membuat sejenis buyung, gendi, kuali, dan lainnya yang tergolong peralatan dapur, juga barang hiasan yang terbuat dari tembikar atau tanah liat.
Hingga saat ini Desa Kasongan menjadi salah satu tujuan desa wisata di Yogyakarta yang banyak diminati oleh wisatawan. Deretan show room atau rumah-rumah galeri di desa wisata Kasongan ini menawarkan barang-barang kerajinan dari gerabah serta dari bahan lainnya seperti guci, pot bunga, lampu hias, miniatur alat transportasi (becak, sepeda,  mobil), aneka tas, patung, souvenir untuk pengantin, serta hiasan lainnya yang menarik untuk dipajang di rumah.
Salah satu patung yang legendaris di Desa Kasongan adalah patung Loro Blonyo. Loro Blonyo adalah patung sepasang pengantin yang dipercaya akan memberikan keberuntungan jika ditaruh di dalam rumah. Kita bisa menjumpai patung ini dalam berbagai pose. Patung ini pertama kali dikenalkan oleh Galeri Loro Blonyo yang diadopsi dari patung pengantin milik Keraton Yogyakarta.
Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang proses pembuatan kerajinan gerabah tersebut, maka beberapa galeri menawarkan kursus singkat untuk Anda ikuti. Anda juga bisa melihat proses pembuatan gerabah di beberapa rumah produksi.
Desa Wisata Kasongan terletak di pedukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jika Anda berangkat dari Kota Yogyakarta, maka pergilah ke arah selatan hingga menemukan perempatan Dongkelan (perempatan Ring Road Selatan - Jalan. Bantul). Pilihlah jalan ke arah selatan melewati Jalan Bantul ini. Perjalanan dari perempatan Dongkelan ini hanya memakan waktu sekitar 10 menit atau 20 menit dari pusat kota. Jika telah sampai di desa wisata Kasongan, Anda akan disambut oleh sebuah gerbang masuk ke desa wisata tersebut.







Source: gudeg.net, budiirawan

Thursday, April 14, 2011

Museum Ullen Sentalu

0 comments

Terletak di Jl. Boyong di daerah Kaliurang Atas Yogyakarta, Museum Ullen Sentalu ini mulai dirintis pada tahun 1994 dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, yang merupakan tanggal bersejarah bagi kota Yogyakarta. Peresmian museum dilakukan oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur DIY pada waktu itu. Secara kepemilikan, museum swasta ini diprakarsai keluarga Haryono dari Yogyakarta dan berada di bawah payung Yayasan Ulating Blencong. Museum Ullen Sentalu Terletak di kawasan wisata Kaliurang tepatnya di dalam Taman Kaswargan dengan luas tanah 11.990 m2. Secara filosofis, nama Kaswargan dipilih karena terletak di ketinggian lereng Gunung Merapi, di mana kultur masyarakat Jawa menganggap Gunung Merapi sebagai tempat sakral. Taman Kaswargan berada dalam suatu “historical district”, yaitu kawasan bersejarah seperti Pesanggrahan Ngeksigondo dan Wisma Kaliurang. Pesanggrahan Ngeksigondo dibangun atas perintah Sultan Hamengku Buwono VII sebagai tempat peristirahatan keluarga Kasultanan Ngayogyakarta. 
Nama Ullen Sentalu merupakan singkatan sebuah petuah yang cukup terkenal dalam bahasa Jawa ulating blencong sejatine tatarane lumaku—terjemahan kasarnya pelita kehidupan. Museum ini mempunyai dua bangunan utama, yaitu Guwa Selo Giri (bangunan bawah tanah), dan Kampung Kambang. Kampung Kambang sendiri masih terbagi menjadi lima bagian, yaitu Balai Sekar Kedaton, Pendapa Pengantin Gaya Yogya, Ruang Batik Yogyakarta-Surakarta, Ruang Batik Pesisiran, dan Ruang Putri dambaan, Di bangunan inilah tersimpan berbagai koleksi kain batik, kebaya, naskah, foto, lukisan dan sebagainya.












Source: www.tourjogja.com, dhesiana.wordpress.com, sazhar.multiply.com, www.ullensentalu.com

Wednesday, April 13, 2011

Rumah Makan Es Masuk

0 comments
Es Masuk yang terletak di Jalan Yos Sudarso No. 233, utara perempatan pasar kliwon ini menyajikan berbagai macam menu khas Solo seperti selat, timlo, nasi langgi, sup matahari, dll. Minuman yang disajikan pun bermacam-macam seperti es degan, es campur, es buah, dll. Dinamakan es masuk karena rumah makan tersebut berada di balik tembok sehingga tidak terlihat dari luar.
Salah satu sajian yang khas di warung makan ini yaitu selat. Selat adalah makanan khas solo yang terdiri atas beberapa iris daging sapi yang ditata manis dengan irisan telur rebus, wortel, kentang, buncis, timun, tomat, daun selada, kemudian disiram dengan kuah semur manis dan mayonaise. Selat berasal dari kata salad atau sla dalam Bahasa Belanda. Komposisi makanan ini menunjukkan percampuran kuliner Jawa-Belanda yang unik.
Selain selat ada juga sop matahari yaitu sop yang dibuat dari daging cincang – sapi atau ayam – dicampur dengan jamur dan seiris sosis, dibungkus dalam dadar tipis membentuk bola yang cukup besar. Dadar pembungkus ini kemudian disayat delapan, lalu dibuka sehingga membentuk matahari, dan kemudian disiram sop kaldu encer yang gurih.
Lalu ada nasi timlo. Nasi timlo itu pada dasarnya seperti kuah soto bening yang kemudian dicampur dengan nasi. Nasi timlo berkuah ini, selain nasi, lauknya ada telur semur, daging ayam, jamur kuping, jeroan, wortel, keripik kentang lengkap dengan daun bawang dan bawang goreng. Ada juga teman makan yang lain yang tersedia untuk dipilih, misalnya sate udang, sate kulit ayam, sosis solo dan sate perkedel kentang yang bisa dijadikan teman bersantap.
Es Campur

Teman Makan

Sosis Solo

Nasi Timlo

Nasi Langgi

Selat Solo

Sop Matahari

Source: jalanasik.com